Jumat, 12 Februari 2010

Kampung halaman


-->Kampung halaman adalah bingkai kenangan dan harapan yang tak pernah hilang dari ingatan serta dimakan zaman. Selalu ingat menahan erat gambar rangkaian perjalanan kehidupan. Saat jauh pun hati kan selalu kembali ke sana. Seolah telah terpikat dan tak bisa terlepas jauh memudar hasrat.
Diantara kota-kota yang telah menjadi saksi perjalanan kisah, kampung halaman kan tetap ramah untuk menumpahkan kerinduan dengan indah. Meski hanya sesekali saja ditengok, tapi kampung halaman tak kan merengek. Dia tetap menanti kita kembali, tuk diinjak meski hanya berpuluh hentakkan kaki.
Maka alangkah bijak jika buah kesuksesan tak hanya dinikmati dan dihabiskan di kota kota yang penuh hingar bahakan kecongkakkan mesin, biar ada yang terpatri di desa nan asri. Bisa kau investasikan dalam bentuk cat Musholah atau Masjid misalkan, yang keuntungannya kan tetap kau dapat hingga akhirat. Atau kau ulurkan beberapa lembar kertas pada tangan-tangan mungil anak yatim, lansia yang rapuh dan siapa saja yang berharap dapat dari uluran tanganmu jauh lebih hebat.
Jadi teringat sesekali berlarilah tanpa alas kaki di pinggiran sungai dibawah pepohonan cengkeh dan kelapa yang rimbun membentang. Tersenyumlah pada awan biru yang terhiasi kepakan sayap merpati, nuri dan burung burung lain sejenisnya. Bukankah kedamaian ada di sini, dihati yang berbisik mesra pada hembusan angin, “Tuhan betapa indah dunia-Mu.” Lalu rasa lelah pun dibasuh, dengan air laut jernih di pinggiran pantai yang masih tersisa. Di sana, di kampung halaman.